DAPET KENALAN
Langit
sore bersaing kelam dengan suasana hatiku. Sial... kenapa harus aku!
Kali
ini aku hanya bisa terdiam kaku, tak tau harus berbuat apa! keponakan ku
berulang tahun, aku datang atas
permintaan bibi, datang dengan pakaian pantas ala Rena ku. Aku datang sebagai
pemenuhan permintaan bibi yang sangat baik hati kepada ku. Ku kira aku bisa
duduk di sudut pesta, dibalik meja berlapis kain putih tebal, takkan ada yang
akan menyadari keberadaanku. Tapi sekarang??
“Rena,, ayo menyanyilah
untuk kami!!” sekali lagi Rima memanggil nama ku lewat microfon hitam yang siap menelanku ku!
“Hah, tapi,,”
aku hanya bisa tersenyum sok santai padahal, apa yang ku lakukan. ”Aku.. aku batuk!!”
“aahh,,
kau tak ingin menyanyikan lagu untukku Ren?
Ayolah, aku akan sangat senang
jika kau mau menyanyi untuk ku!”
pintanya.
Aduuhh...
bagaimana ini,,, semua jurus melingsat kanan kiri depan belakang sudah ku
keluarkan bahkan sampai lidahku belingsatan, ia tetap ngotot! Apa dia tak tau
kalau aku punya suara emas! Haauuu… haauuu..
“Ren” teriaknya semakin mendekat.
“Aku kebelet” kataku
setengah berbisik
Tiba-tiba
tanganku kecantol tangan orang! Bukan, bukan!
tapi aku ditarik dengan sengaja oleh orang! Sial! Ku tengok orang itu, buset,
kakak kelas!
Tanpa
melihat ke wajah gadis yang ditariknya yaang bersumpah minta ampun padanya, ia
menyerahkanku pada Rima bahkan mereka berkomplot menyerahkan ku ke panggung!
“Ah, haai” sapa ku tak tau
harus berbuat apa. “umhh”,, “yaa” dan berbagai ungkapan lain yang sangat
membantu dalam penguluran waktu kali ini
ku tunjukan semua! Sial!
Karena sudah tak ada
kata-kata penyambung, dan mata seluruh undangan tertuju pada gadis super aneh
di sekolah kini berdiri diatas panggung! Kunyanyikan sebuah lagu, selamat ulang
tahun satu bait, satu nada dan satu nafas!
Aku
sangat menyadari indahnya suaraku,, mata menyimpit, dahi berkerut dan bibir
akan digigit dengan sangat keras itu efek pertama mendengar suaraku. Efek
paling parah mungkin Cuma telinga langsung banyak kotoranya.. hmm..
“Yah, trimakasih!” Senyum kecut beringasan mengiringi langkahku meninggalkan panggung konyol itu.
Hanya segelincir orang yang kudengar
menyatukan tangan untuk mengiburku,(tapi
aku tak tau apa tepukan tangan itu adalah kagum atau iba???)
kukira yang lain sedang mencibir ku aneh.
Hah,
mau bagaimana lagi, ini diluar rencana. Pasti besok aku akan jadi bulan-bulanan
sekolah,. mana
yang datang sebagian kakak kelas teman keponakanku! Aduuh.
Aku
keluar menuju teras samping, huh sepi. Hanya ada 2 pasang manusia sedang
berduaan. Aku duduk disisi taman yang melingkari rumah.
Rasanya
pengen lari dari sini dan pergi dari sekolah. Sial.
“Garing deh…. Huh… dasar..”
“Hai..”
Huh aku kaget. Benar-benar kaget, seorang laki-laki
sempurna benar-benar sempurna, mata hitam berbinar, tajam, alis tebal, hidung
mancung, kulit kuning kecoklatan, tinggi, badan proporsional, pake kaus
dilengkapi hem, celana besar tapi tak Nampak kedodoran..
Waa cakep banget..
“Hei…” dia malah berkerut melihat aku melihatnya. Haha
“Owh,, hai.. Maaf-maaf.. Ada yang bisa dibantu?” Aku
panasaran.
“Oh.. kaya resepsionis aja!! Ga napa-napa… mw gabung
aja… aku…”
“kamu pasti datang telat?”
“Hah, kenapa bilang gt?”
karena kalau dia
denger aku nyanyi tadi, dia pasti ngga bakalan mau say hello to me,,(batinku)
“hihi, ngga papa, aku Rena?”
“owh, yup hai Ren, aku……………………..”
Ngga ngerti apa yang dia katakan, yang jelas… yes
dapet kenalan….^^ cakep lagi.. ahihihihi
by: aerodanke
by: aerodanke
Komentar
Posting Komentar