Aku begitu menyukai foto itu. Meski disitu ibu terlihat menangis, namun air mata yang ia keluarkan adalah air mata kebahagiaan. Rasa takjub dan syukur atas apa yang terjadi padanya.
2019__Saat bapak sakit, berulang kali bapak mengucapkan ingin umroh. Hingga Allah tiba waktu bapak lebih dekat dengan Nya, bapak belum bisa melaksanakan keinginan baiknya. Sebagai anak yang Allah titipi rejekiNya kepadaku, aku berniat bisa memBadalkan Umroh untuk bapak. Entah siapa yang akan membadalkan. Yang terpenting, tujuannya adalah bapak bisa Umroh.
2020__2021__ Allah menitipkan cukup rejeki kepadaku. Namun, uang tidak menumpuk begitu saja. Sebagai manusia biasa, anak, bagian dari keluarga, dan makhluk sosial tentu aku menggunakan uangku.
Ya, Aku berniat untuk Umroh, namun sebenarnya aku juga punya niatan lain. Aku tidak mampu melaksanakan kedua niatan itu. Hanya salah satu yang terwujud. Jika salah satu terjadi, maka niatan lain _sedikit kemungkinan_ akan terkabul.
Dalam bimbang, aku berdoa, "Ya Allah SWT, aku menginginkan keduanya dengan tujuan baik. Aku berserah, Manapun yang engkau berikan kepadaku lebih dulu, aku ikhlas. Jika Umroh yang akan Engkau kabulkan, aku tidak ingin membuat ibadah ku sia-sia. Luruskan dan bersihkan niatku untuk umroh.".
Feb 2022__ Suatu siang, seseorang menstatus iklan umroh dibulan ramadhan. Iseng, ku tanyakan biaya dan lain-lain. Karena penawarannya cukup menarik, Sorenya, ku diskusikan pada ibu mengenai umroh tersebut. Dan tidak kusangka, ibu akan menjawab "Ya, Ayuk". Aku tidak menyangka bahwa ibu akan mengatakan "ya". Aku masih ragu. Hari berikutnya, ku tanyakan lagi, mungkin saja ibu berubah pikiran. Prinsipku kalau ibu berangkat, ya aku berangkat.
Maret 2022__ Aku dan ibu punya waktu 1 bulan untuk persiapan. Rencananya kami berangkat bulan Maret akhir. Waktu berjalan begitu lambat. Hingga 2 minggu sebelum keberangkatan kami belum melakukan pembayaran. Hal ini disebabkan karena belum ada kepastian apakah kami benar-benar mendapatkan izin umroh. Menurut peraturan saat itu, yang bisa naik pesawat adalah yang sudah booster 2.
Selama waktu berlalu, pikiran dan perasaan ku campur aduk. Perasaan tidak mampu, tidak pantas, dan banyak dosa berkeliaran di pikiranku. Berpikir apa yang akan terjadi di sana dan apa yang harus aku lakukan. Seminggu sebelum berangkat pun aku ada kegiatan di Pangandaran. Benar-benar waktu yang luar biasa.
Seminggu sebelum keberangkatan, Akhirnya aku mendapat kabar bahwa kami bisa melakukan penerbangan meskipun belum vaksin dosis 2. Namun, karena sudah mepet maka kami harus berangkat di kloter 2, yang artinya kami berangkat seminggu lebih lambat dari waktu awal. Segera kami melakukan pembayaran dan menasik.
Saat manasik, pembimbing menyampaikan hal-hal yang membuat aku dan ibu berpikir ulang. Dia bilang "Disana puasanya 16 jam, subuh jam 4, buku puasa jam 8. sholat tarawih jam 9 sampai jam 12. Sampai hotel jam 1. tidur jam setengah 3 harus bangun untuk sahur. setengah 4 harus sudah berangkat ke masjid supaya tidak tertinggal. Bacaan sholat tarawih panjang-panjang, banyak yang sampai tidak kuat lalu duduk".
Betapa kami yang mendengar menjadi semakin ragu, "apa kami mampu". Namun, kami mengambil jalan "tidak apa-apa, kalau memang tidak kuat, tidak usah puasa. kan sedang dalam perjalanan jauh". Begitulah cara kami menenangkan diri sendiri. Meski akan sayang sekali, sampai di Tanah Suci bulan Ramadhan, tentu nikmatnya adalah beribadah semaksimal mungkin.
Waktu yang ditentukan tiba. Meski aku sudah melakukan penerbangan ke Jakarta. Aku masih belum percaya. Selama kaki ku belum menyentuh tanah Arab, aku merasa banyak hal yang akan terjadi, "mungkinkan mungkin aku sampai disana. Datang ke tanah suci. Tempat suci, tanah impian semua orang. "
Allah benar-benar memilihkan waktu terbaik untuk bertamu kerumahnya. Saat aku ke tanah suci, murid-murid ku sedang libur karena kelas 6 sedang ujian. Jadi aku bisa beribadah dengan tenang tanpa meninggalkan tanggung jawabku. Selain itu, Kloter 2 ini kami dapat menikmati awal hingga tengah Ramadhan di Makkah Madinah. Jika aku ikut di Kloter 1, maka aku hanya bisa sampai awal ramadhan saja.
2 Ramadhan 1443, aku menginjakkan kaki di Madinah. 5 Ramadhan 1443, kami melaksanakan umroh pertama kali. Tangis ibu mengalir tak terbendung.
ALHAMDULILLAH. BISA
Rasa syukur, rasa tak percaya, senang, takjub, dan berbagai perasaan lainnya muncul dan bercampur. Tak ada yang dapat diungkapkan, hanya air mata yang mengalir. Aku dengan pribadi yang lebih dingin, perasaan ku lebih tidak dapat aku pahami. Banyak-banyak syukur, namun begitu banyak doa dan harapan yang bertumpuk.
Merasa tidak baik, banyak salah dan dosa, Namun Allah memberikan keajaiban luar biasa kepada ku, tentu ada rasa malu di hati ku. Disana, aku terus berdoa, "Mampukan aku menjalani semuanya. Bimbing kami Ya Allah", karena aku merasa sebagai manusia yang banyak dosa.
12 hari di Tanah Suci Madinah Makkah, Allah mengabulkan doa ku. Allah melancarkan ibadah kami, membimbing kami, mengarahkan kami, menyehatkan kami dan MEMAMPUKAN kami melalui semua rangkaian ibadah di Tanah Suci.
ALHAMDULILLAH.
ALLAHUAKBAR.
"IJINKAN AKU DATANG LAGI KE TANAH SUCI, DENGAN IMAN DAN ILMU YANG LEBIH BAIK LAGI"
Komentar
Posting Komentar